Sunday, January 11, 2009

JIKA AKU DI ANTARA MEREKA….

Pernahkah kita membayangkan berada pada posisi orang yang sedang mendapat musibah, orang yang sedang mendapat ujian, orang yang sedang dalam bahaya. Akhir-akhir ini ku sangat sedih membayangkan, rasa sakit yang sangat mendalam, rasa takut yang sangat mengerikan ketika membayangkan berada pada posisi mereka.


Ketika melihat gambar ini, ku langsung membayangkan bagaimana jika gambar tersebut adalah istriku yang sedang memegang anak kami. Entah rasanya kesedihan seperti apa yang akan dirasakan. Rasanya tak dapat lagi kugambarkan perasaan ini.



Yang pasti ketakutan yang sangat jika saja aku diantara mereka. Bom mungkin saja jatuh disampingku saat itu,jika ku mati mungkin tak terlalu berat tetapi jika harus menderita, itulah yang tak mampu kubayangkan lagi.

Ketika melihat gambar bayi itu rasanya sangat-sangat sedih yang sangat tak terkira, rasanya ingin menangis, sering kubayangkan jika bayi tersebut adalah anakku yang sangat kucintai. Rasanya tak siap aku melihatnya meninggalkanku. Mungkin aku sudah akan pingsan, kerana begitu melihat gambar itu saja aku langsung ingin meneteskan air mata. Ayah mana yang takkan menangis ditinggalkan buah hatinya dengan cara seperti itu.

Rasanya hati ini semakin sakit ketika harus melihat gambar seperti ini. Tapi aku tak ada dianatar mereka. Aku hanya dapat membayangkan jika berada diatara mereka. Jika aku berada d natara mereka mungkin aku akan melawan, tapi mungkin aku juga akan marah yang sangat, aku juga akan sedih, aku juga akan menangis, akau juga akan sakit tapi aku juga mungkin akan tewas disana. Tapi aku tak berada di antara mereka aku hanya dapat membaayangkannya. Akan tetapi membayangkannya saja aku sudah sangat sakit, sangat sedih, sangat takut, sangat marah. Aku tak pernah akan bisa menanggung penderitaan mereka aku hanya dapat membayangkannya saja.


Mungkin aku tak pernah berada di antara mereka, tapi aku dapat membayangkan berada diantara mereka. Aku tahu aku harus berbuat saja, tak mungkin pula aku diam saja karena ku yakin jika aku berada di anatar mereka pasti aku akan sangat membutuhkan bantuan, membutuhkan dorongan, aku butuh orang-orang yang perdulli. Maka mungkin ini yang dapat aku lakukan:

Aku ingin menunjukkan kepeduliannku, aku ingin membantu dengan yang aku bisa, aku takkan pernah bisa datang membantu mereka disana, tapi minimal aku dapat mengungkapkan kepedulianku kepada mereka sehingga orang pun akan ikut peduli kepada mereka disana. Aku juga berdo'a, aku juga mengutuk perbuatan penjajah tersebut (ISRAEL laknatullah). Tapi masih ada yang dapat aku lakukan, maka aku pun ingin mengajarkan kepada putra tercintaku betapa kita sesama manusia harus perduli terhadap penderitaan orang lain.

Ini yang sebatas aku bisa lakukan. Mungkin inilah kelemahanku, dosa yang harus kutanggung di akhirat nanti, tapi minimal dosaku tak seberat orang yang tak pernah perduli, orang yang tak pernah menyumbangkan hartanya, ataupun orang yang tak pernah mau mendo'akan mereka. Inilah yang aku bisa, karena aku perduli, karena aku hanya dapat membayangkan JIKA AKU DI ANTARA MEREKA.





Thursday, January 8, 2009

Bulan Baru dan Purnama Jadi Alternatif Peringatan Dini

Fenomena bulan baru dan bulan purnama berpotensi dijadikan alternatif lain sistem peringatan dini menjelang kejadian bencana alam gempa bumi. Fenomena bulan baru dan purnama dikatakan berpotensi menyebabkan pelepasan energi di lempeng bumi.

Demikian dikatakan Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin, Selasa (6/1), terkait alternatif astronomi dalam sistem peringatan dini gempa bumi.

Menurut Thomas, hal itu disebabkan perbedaan dua arah gaya bumi, menuju dan menjauhi bulan atau matahari. Hal itu dikatakannya rentan mengganggu atau melepaskan energi dalam struktur lempeng bumi, khususnya di daerah perbatasan waktu pagi dan magrib.

"Dengan adanya kejadian ini, sangat mungkin lempengan yang sudah rawan lantas bergerak," katanya.

Bulan purnama, dikatakan Thomas, terjadi ketika bumi berada di antara bulan dan matahari. Untuk Januari 2009, bulan purnama pada tanggal 11 Januari. Sementara itu, bulan baru ketika bulan berada di antara matahari dan bumi dan terjadi tanggal 26 Januari 2009.

Thomas memberikan beberapa contoh gempa bumi yang terjadi di Indonesia beberapa waktu terakhir. Beberapa di antaranya bahkan berkekuatan tinggi dan memakan banyak korban jiwa.

Di antaranya, gempa Alor pada 12 November 2004 terjadi menjelang bulan baru, 28 Ramadhan 1425 dan gempa Nabire pada 26 November 2004 terjadi menjelang purnama, 13 Syawal 1425.

Selain itu, gempa Aceh pada 26 Desember 2004 terjadi saat purnama, 14 Dzulqaidah 1425; gempa Simeulue pada 26 Februari 2005 terjadi setelah purnama, 16 Muharram 1426; dan gempa Nias pada 28 Maret 2005 terjadi setelah purnama, 17 Safar 1426. Gempa Mentawai pada 10 April 2005 terjadi pada bulan baru, 1 Rabiul Awal 1426, dan gempa Yogya pada 27 Mei 2006, terjadi menjelang bulan baru, 29 Rabiuts Tsaniah 1427, juga termasuk di dalamnya.

Oleh karena itu, ia mengharapkan agar para ahli dan pakar gempa bumi bisa menimbang hal ini sebagai salah satu sumbangan peringatan dini gempa bumi. Diharapkan, dalam bulan baru dan purnama, kewaspadaan bisa ditingkatkan. Tujuannya, agar kejadian gempa bumi tidak menimbulkan korban.

Bagi masyarakat, hal ini bisa dijadikan pegangan. Bagi mereka yang hidup di daerah rawan bencana gempa bumi, hal ini merupakan sumbangan peringatan dini lainnya. Dengan begitu, mereka diharapkan bisa mandiri mempersiapkan sebelumnya atau menyelamatkan diri ketika terjadi gempa bumi.

Sumber; kompas.com 09/01/09